بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِِ

PPMA

Website Resmi Majelis Ansharullah
Jemaat Ahmadiyah Indonesia

MUNTAZIM UMUMI KEMANG DIDAULAT MENJADI NARASUMBER SEMINAR NASIONAL BERTEMA ISLAMOFOBIA

Ditulis oleh :

الجهل يؤدي إلى الخوف، والخوف يؤدي إلى الكراهية، والكراهية تؤدي إلى العنف –

“Ketidaktahuan bermuara pada ketakutan; Ketakutan berujung pada kebencian; Kebencian menghantarkan pada kekerasan.” (Ibnu Rusyd)

Ciputat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (25/3).
Rakeeman R.A.M. Jumaan, Muntazim Umumi Majlis Ansharullah Cabang (MAC) Kemang Wilayah Markaz yang juga dosen dan Naib Principal Bidang Akademik Jamiah Ahmadiyah Internasional Indonesia (JAMAII) Bogor mendapat amanat dari Amir Nasional untuk menyampaikan presentasi di acara Seminar Nasional mewakili Mln. Mirajuddin Sahid, Shd.

Seminar Nasional bertajuk “Islamophobia within Muslim & Islamophobia without Islam: Mengurai Akar Kebencian dan Ketakutan terhadap Islam dan Muslim: Asumsi, Fakta atau Prasangka?” tersebut digelar oleh Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Senin (25/3) sore di Ruang Theatre H.A.R. Partosentono, Gedung FU Lantai 4, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten.

Selain Rakeeman R.A.M. Jumaan, ada tiga narasumber lainnya yang berpartisipasi dalam tema acara yang jarang dibahas di UIN Jakarta itu. Lainnya adalah Prof. Dr. Edwin P. Wieringa, Guru Besar Filologi dan Kebudayaan Indonesia Universitas Koln, Jerman; Prof. Dr. Amin Nurdin, M.A., Guru Besar Sosiologi Agama UIN Jakarta dan Andar Nubowo, Ph.D., alumnus ENS Lyon, Perancis.

Menggunakan sarana power point presentation (PPT), materi pun ditayangkan melalui layar infocus. Pembicara dari Ahmadiyah mendapat jatah presentasi paling akhir. Temanya adalah “Islamophobia within Muslim: Kebencian dan Ketakutan terhadap Jamaah Muslim Ahmadiyah Indonesia: Mengurai Akar Teologis dan Politis”. Tema ini lebih spesifik dibanding yang disampaikan oleh tiga narasumber sebelumnya, sebab mengurai akar teologis dan politis sebagai penyebab munculnya Islamofobia atau Ahmadifobia.

“Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan 15 Maret 2022 sebagai The International Day to Combat Islamophobia (Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia). Tanggal 15 Maret dipilih, sebab pada tanggal yang sama tiga tahun sebelumnya terjadi genocida terhadap jamaah Masjid Al-Noor di Christchurch, Selandia Baru,” terang polyglot yang dikenal sebagai pakar Filologi dan Kodikologi untuk Kajian Manuskrip Kuno Islam di Maluku dan Papua tersebut.

“Khalifah Jamaah Muslim Ahmadiyah saat ini, Hadhrat Khalifatul Masih V atba telah menyampaikan aneka pidato mengenai Keindahan Islam dan Keamanan Dunia kepada berbagai kalangan birokrat/pejabat dan aparat serta tokoh masyarakat di Amerika, Eropa dan belahan benua lainnya. Hal itu disampaikan melalui Seminar atau Peace Symposium atau Khotbah Jumat,” tutur Doktor Divinitas (Divinitatis Doctor) dari Program Overseas Study Hebrew University of Jerusalem Israel (HUJI) di bawah bimbingan promotor Prof. Dr. Eli Lizorkin-Eiyenberg, pakar Bahasa Ibrani dan Kekristenan Yahudi Awal Abad Pertama Masehi itu.

Aneka kegiatan menangkal Islamofobia di Eropa disampaikan melalui tayangan. Begitu juga khusus di Indonesia, ada beberapa cara yang dipergunakan untuk menghilangkan stigma bahwa Ahmadiyah itu “bukan Muslim” sehingga kerap mengalami Islamophobia within Muslim alias Ahmadiphobia (Ahmadifobia). Selain melalui penerjemahan Kitab Suci Al-Qur’an, juga dengan memperbanyak ruang-ruang perjumpaan yang biasa disebut sebagai rabtah dan juga mobile exhibition seperti seminar dan tablig desk.

Kesan dari hadirin, salah satunya dari mahasiswi pasca sarjana jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) Mualifah alias mbak Alifah, bahwa hanya pembicara Ahmadiyah yang komprehensif menyampaikan paparan terkait Islamofobia. Selain teoritisnya, juga disertai dengan contoh dan cara untuk menangkalnya. “Sementara pembicara lain hanya berkutat di seputar teoritis dan ngawang-ngawang tanpa solusi yang jelas,” kesannya yang tertarik dan berniat melakukan penelitian mengenai Tafsir Ahmadiyah dan berkunjung ke Kampus Mubarak, Kemang, Bogor. []

Reporter / Kontributor :
Rakeeman R.A.M. Jumaan
Muntazim Umumi MAC Kemang, Markaz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Artikel lain

Opini
Ahmad Nursalam

MENGAPA PERLU ADA AHMADIYAH?

Oleh: Dodi Kurniawan/Ketua Cabang Wanasigra Apa sih urgensi keberadaan Ahmadiyah dalam dunia Islam? Bukankah Ahmadiyah malah hanya menambah banyaknya golongan dalam Islam saja? Mari kita

Read More »