Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan dan menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah (pemimpin) di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat. (Al-Qur’an, 27:63[62])
Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa dalam khotbah sebelumnya, hikmah, filosofi dan tata cara salat telah disampaikan dalam terang ajaran-ajaran Al-Masih yang Dijanjikan (as). Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa topik yang sama akan dilanjutkan dalam khotbah ini.
Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa ‘kesusahan‘ tidak hanya merujuk pada orang yang cemas, melainkan orang yang tidak memiliki jalan lain. Oleh karena itu, ketika memohon di hadapan Allah, kita harus melakukannya dengan cara yang menunjukkan bahwa kita tidak mempunyai tempat lain untuk pergi, dan hanya Allah Yang Maha Kuasa yang dapat menolong kita.
Yang Mulia (aba) bersabda bahwa bahkan di tingkat Jemaat pun, harus dipahami bahwa hanya Allah Ta’ala yang dapat menolong kita, contohnya dengan keadaan para Ahmadi di Pakistan, hanya Allah Ta’ala yang dapat memberikan kemudahan.
Allah Mendengarkan Doa-doa Orang yang Tertindas
Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa salah satu tanda keberadaan Allah adalah Dia mendengarkan doa-doa orang yang tertekan. Oleh karena itu, kita harus membawa kondisi ini dalam doa-doa kita. Doa-doa adalah satu-satunya yang kita miliki, bahkan hanya melalui doa-doa itulah keadaan dunia Muslim saat ini dapat membaik. Lebih jauh lagi, setiap Ahmadi harus memahami dan berusaha untuk menciptakan kondisi kesusahan dalam doa-doa mereka, karena hanya dengan demikian doa-doa mereka akan diterima.
Yang Mulia (aba) mengutip Al-Masih yang Dijanjikan (as) yang mengatakan bahwa sampai seseorang berdoa terus-menerus dalam keadaan tertekan, maka doa-doa itu tidak akan diterima. Keadaan ini menunjukkan bahwa seseorang dengan sepenuh hati memahami bahwa tidak ada jalan lain kecuali jalan Allah Ta’ala. Ketika seseorang menetapkan kondisi ini dalam doa-doanya, maka doa-doanya akan diterima.
Yang Mulia (aba) lebih lanjut mengutip Nabi Muhammad saw yang mengatakan bahwa kita harus banyak berdoa agar terlindungi. Doa dapat melindungi seseorang seperti orang yang dikejar-kejar tetapi mampu menemukan benteng untuk berlindung. Demikian pula seseorang dapat menemukan perlindungan dan keamanan dari Setan melalui doa. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk fokus dalam memanjatkan doa. Yang Mulia (aba) bersabda bahwa ada banyak doa di dalam Al-Qur’an, hadis-hadis Rasulullah (saw), doa-doa yang telah kita pelajari dari Al-Masih yang Dijanjikan (as) dan doa-doa yang kita panjatkan dengan bahasa kita sendiri; semua itu diperlukan agar kita bisa memperoleh keselamatan dan perlindungan dari keadaan yang ada saat ini. Di beberapa tempat, kita tidak dapat dengan bebas menyatakan keimanan kita, pengabdian kita kepada Rasulullah nabi Muhammad (saw), membaca al-Quran atau melaksanakan ritual-ritual keagamaan lainnya. Kekuatan-kekuatan setan terus menerus bersembunyi untuk mengambil tindakan terhadap para Ahmadi sehingga menurut perkiraan mereka, mereka dapat menerima pahala.
Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa baru-baru ini, para pembunuh seorang syuhada Ahmadiyah ditangkap. Ketika ditanyai, mereka mengatakan bahwa mereka diajarkan di madrasah (perguruan tinggi agama) mereka bahwa cara termudah untuk masuk surga adalah dengan membunuh orang kafir, dan karena mereka menganggap orang Ahmadi sebagai orang kafir, mereka berusaha untuk membunuh mereka. Pada kenyataannya, mereka mendatangkan murka Allah. Namun, bagaimanapun juga, kita harus berusaha untuk menghadirkan keadaan tertekan dalam doa-doa kita.
Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa beliau akan mengulangi berbagai doa; doa-doa ini harus selalu direnungkan, dipahami dan diulangi. Ini adalah doa-doa di samping doa-doa yang kita panjatkan dengan lisan kita, sebagaimana Nabi Isa as bersabda bahwa doa-doa yang dipanjatkan oleh seseorang dengan kata-katanya sendiri juga akan diterima.
Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa Rasulullah (saw) bersabda bahwa perbedaan antara seseorang yang tetap sibuk mengingat Allah dan yang tidak adalah seperti perbedaan antara orang yang hidup dan yang mati. Pada kesempatan lain, Rasulullah (saw) bersabda bahwa salat tidak hanya melindungi dari musibah yang telah menimpa seseorang, tetapi juga melindungi dari musibah yang akan datang.
Doa-doa dari Al-Qur’an
Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa doa pertama yang akan beliau ucapkan adalah Surah al-Fatihah. Tidak hanya dibaca selama salat, tetapi juga harus diulang-ulang di luar salat. Al-Masih yang Dijanjikan (as) mengatakan bahwa membaca Surah al-Fatihah dengan fokus dan ketulusan akan menyucikan hati, menghilangkan kegelapan dan memberikan kepastian, menarik seorang pencari kebenaran menuju ambang pintu Tuhan. Oleh karena itu, seseorang dapat mendekatkan diri kepada Allah dengan terus menerus dan fokus membaca Al-Qur’an.
Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa ada doa lain di dalam Al-Qur’an:
رَبَّنَا اٰتِنَا فِی الدُّنۡیَا حَسَنَۃً وَّفِی الۡاٰخِرَۃِ حَسَنَۃً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka. (Al-Qur’an 2:202[201])
Yang Mulia (aba) mengutip Al-Masih yang Dijanjikan (as) yang bersabda tentang doa ini bahwa hubungan yang dimiliki oleh seorang mukmin dengan dunia ini memungkinkan mereka untuk mencapai derajat yang lebih tinggi di sisi Allah, karena tujuan dan maksud mereka yang sebenarnya adalah keimanan. Dengan demikian, bahkan urusan duniawi mereka pada akhirnya adalah demi keimanan mereka. Hal ini mengajarkan pelajaran berharga bahwa dunia seharusnya tidak menjadi tujuan akhir seseorang. Dengan demikian, kebaikan di dunia yang disebutkan dalam doa tersebut merujuk kepada kebaikan di dunia yang akan membawa kepada kebaikan di akhirat. Dengan demikian, seseorang harus selalu berusaha untuk mendahulukan iman di atas dunia, dan apa pun yang mereka perjuangkan untuk mendapatkan dunia haruslah untuk meningkatkan keimanan mereka.
Yang Mulia (aba) bersabda bahwa di dunia ini pun terdapat api – senjata yang digunakan dalam peperangan secara efektif menimbulkan api, oleh karena itu kita harus berdoa agar Allah Ta’ala melindungi kita dari api tersebut. Para Ahmadi harus banyak berdoa untuk diri mereka sendiri dan dunia.
Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda bahwa doa Al-Qur’an lainnya yang harus sering dibaca, khususnya pada masa sekarang ini adalah
رَبَّنَا اَفۡرِغۡ عَلَیۡنَا صَبۡرًا وَّثَبِّتۡ اَقۡدَامَنَا وَانۡصُرۡنَا عَلَیالۡقَوۡمِ الۡکٰفِرِیۡنَ
“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kukuhkanlah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (Al-Qur’an, 2:251[350])
Yang Mulia (aba) berkata bahwa tidak ada rasa takut yang seharusnya tidak menyebabkan kita goyah. Kemudian doa Al-Qur’an lainnya yang harus sering dibaca adalah:
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَاۤ اِنۡنَّسِیۡنَا اَوۡ اَخۡطَاۡنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَیۡنَا اِصۡرًا کَمَا حَمَلۡتَہٗ عَلَی الَّذِیۡنَ مِنۡ قَبۡلِنَا ۚ رَبَّنَاوَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَۃَ لَنَا بِہٖ ۚ وَاعۡفُ عَنَّا ٝ وَاغۡفِرۡ لَنَا ٝ وَارۡحَمۡنَا ٝ اَنۡتَ مَوۡلٰٮنَا فَانۡصُرۡنَاعَلَی الۡقَوۡمِ الۡکٰفِرِیۡنَ
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (Al-Qur’an, 2:287 [286])
Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa doa lain untuk memperkuat iman adalah
رَبَّنَا لَا تُزِغۡ قُلُوۡبَنَا بَعۡدَ اِذۡ ہَدَیۡتَنَا وَہَبۡ لَنَا مِنۡ لَّدُنٕۡا رَحۡمَۃً ۚ اِنَّٕاَ اَنۡتَ الۡوَہَّابُ
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.” (Al-Qur’an, 3:9[8])
Doa-doa Rasulullah (saw)
Yang Mulia (aba) bersabda bahwa beliau sekarang akan menyebutkan beberapa doa Rasulullah (saw).
Yang Mulia (aba) berkata bahwa suatu ketika Hazrat Abu Bakar (ra) meminta Rasulullah (saw) untuk mengajarinya sebuah doa yang harus ia baca dalam doa-doanya, dan Rasulullah (saw) menjawab:
‘Ya Allah, aku telah berbuat zalim terhadap jiwaku, dan tidak ada yang dapat mengampuni kecuali Engkau, maka ampunilah aku dan kasihanilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Yang Mulia (aba) berkata bahwa suatu ketika seorang Badui meminta Rasulullah (saw) untuk mengajarinya sesuatu yang harus ia ucapkan, dan Rasulullah (saw) berkata:
‘Tidak ada yang layak disembah kecuali Allah, Dia adalah Esa dan tidak mempunyai sekutu. Allah adalah Yang Maha Besar, Maha Suci. Dia adalah Tuhan seluruh alam. Tidak ada kekuatan dan kemampuan kecuali di sisi Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Kemudian Rasulullah (saw) lebih lanjut mengajarkan, ‘Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, berilah aku petunjuk dan berilah aku rezeki.
Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa dalam riwayat lain tercatat bahwa setiap kali seseorang menerima Islam, Rasulullah (saw) akan mengajarkan mereka doa berikut ini:
‘Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, berilah aku petunjuk, lindungilah aku dan penuhilah kebutuhanku.
Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa ini adalah doa yang dipanjatkan di antara dua sujud dalam shalat. Namun, beberapa orang tampaknya tidak memanjatkan doa ini karena begitu cepatnya mereka kembali ke sujud kedua. Hal ini karena mereka tidak menyadari pentingnya doa ini. Oleh karena itu, kita tidak hanya harus berdoa untuk hal-hal duniawi, tetapi kita juga harus berdoa untuk peningkatan dan makanan rohani kita.
Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa doa lain dari Rasulullah (saw) adalah:
‘Ya Allah, tidak ada yang layak disembah kecuali Engkau. Ya Allah, aku memohon ampunan-Mu atas dosa-dosaku, dan memohon rahmat-Mu. Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan, dan janganlah hatiku menjadi sesat setelah Engkau memberi petunjuk kepadaku dan berilah aku rahmat-Mu.
Yang Mulia (aba) berkata bahwa setiap kali Rasulullah (saw) khawatir akan sesuatu, beliau akan berdoa:
‘Wahai Tuhan Yang Hidup dan Maha Hidup, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan.
Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa doa lain dari Rasulullah (saw) adalah:
‘Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kasihanilah aku, dan tuntunlah aku ke jalan yang paling benar, yang paling lurus.
Yang Mulia (aba) berkata bahwa jika ini adalah doa yang dipanjatkan oleh Rasulullah (saw), maka ini menunjukkan kepada kita sejauh mana kita harus memanjatkan doa yang sama.
Yang Mulia (aba) berkata bahwa doa lain yang diajarkan oleh Rasulullah (saw) adalah
‘Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan berlindung kepada-Mu dari kekacauan yang dilakukan oleh Dajjal, dan aku berlindung kepada-Mu dari masalah kehidupan dan masalah kematian. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan kesulitan keuangan. Seseorang bertanya kepada Rasulullah (saw) mengapa beliau berlindung dari kesulitan keuangan, dan Rasulullah (saw) menjawab, “Ketika seseorang jatuh ke dalam kesulitan keuangan, ia akan berbohong ketika ia berbicara dan mengingkari janji-janji yang dibuatnya.
Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa Rasulullah (saw) bebas dari semua hal tersebut, dan tentu saja beliau memanjatkan doa-doa ini agar umatnya diselamatkan dari hal-hal tersebut. Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa kita harus menganalisa diri kita sendiri untuk melihat apakah kita mengikuti apa yang kita doakan. Oleh karena itu, doa ini harus dipanjatkan agar kita terlindungi dari hal-hal tersebut dan untuk terus menerima karunia di dunia ini dari Tuhan.
Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa Rasulullah (saw) juga mengajarkan doa [seperti yang disebutkan di atas] agar dijaga dari Dajjal yang akan muncul pada masa Al-Masih, dan saat ini berada pada puncaknya di zaman kita. Oleh karena itu, para pengikut Al-Masih yang Dijanjikan (as) secara khusus harus memanjatkan doa-doa ini.
Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa suatu ketika, Rasulullah (saw) memerintahkan agar doa berikut ini dibaca:
‘Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kebaikan yang telah dimohonkan oleh Nabi-Mu Muhammad (saw). Kami berlindung kepada-Mu dari segala keburukan yang Nabi-Mu Muhammad (saw) berlindung kepada-Mu darinya. Engkaulah Penolong yang sebenarnya, hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tanpa pertolongan Allah, kami tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan kebajikan dan tidak mempunyai kekuatan untuk melindungi diri dari serangan Setan.
Yang Mulia (aba) berkata bahwa jika kita memanjatkan doa ini, maka tidak hanya kecintaan kita kepada Rasulullah (saw) yang akan bertambah, tetapi semua doa yang menyeluruh juga akan mulai memancar dari hati kita.
Yang Mulia (aba) berkata bahwa jika Rasulullah (saw) merasakan adanya ancaman dari suatu bangsa, beliau akan berdoa:
“Ya Allah, kami datang kepada-Mu untuk mengalahkan mereka dan berlindung kepada-Mu dari kejahatan mereka.
Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda bahwa para Ahmadi hendaknya secara khusus membaca doa ini pada hari-hari ini; semoga Allah menjaga kita dari kejahatan para musuh.
(Ini hanyalah beberapa contoh doa-doa Rasulullah (saw) yang disampaikan oleh Yang Mulia)
Shalat yang Diajarkan oleh Al-Masih yang Dijanjikan (as)
Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa beliau akan menyebutkan beberapa doa yang diajarkan oleh Masih Mau’ud (as).
Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa sebagai jawaban atas bagaimana kita dapat menciptakan perhatian yang lebih besar kepada Allah, Nabi Muhammad saw menasehati agar kita senantiasa berusaha dalam doa. Mereka tidak boleh merasa puas dengan doa yang hanya dipanjatkan di permukaan, melainkan mereka harus senantiasa berdoa sambil berdiri, ‘Ya Allah, Yang Maha Kuasa dan Perkasa, aku sangat berdosa sehingga racun dosa mengalir dalam tubuhku. Ampunilah dosa-dosaku dengan rahmat dan karunia-Mu dan ampunilah kekuranganku dan lembutkanlah hatiku. Tetapkanlah rasa kagum, takut dan cinta-Mu di dalam hatiku sehingga kekerasan hatiku dapat disingkirkan dan aku dapat fokus dalam doa.
Yang Mulia (aba) berkata bahwa pada suatu kesempatan, Al-Masih yang Dijanjikan (as) berkata, ‘ Yang Maha Pemurah, wahai Tuhanku, aku adalah hamba-Mu yang tidak mampu, berdosa dan pelupa. Engkau telah melihatku melakukan kesalahan demi kesalahan, namun Engkau menganugerahkan karunia demi karunia. Engkau melihat dosa demi dosa, namun memberikan nikmat demi nikmat. Engkau selalu menutupi kesalahanku dan melimpahi aku dengan nikmat-Mu yang tak terhitung jumlahnya. Sekarang juga, kasihanilah orang yang tidak mampu dan berdosa seperti saya dan ampunilah kelancangan dan ketidakbersyukuran saya. Selamatkanlah saya dari kesedihan ini, karena tidak ada jalan keluar kecuali kepada-Mu.
Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa dalam pandangannya, doa ini harus diucapkan setiap hari. Kita harus merenungkan fakta bahwa Al-Masih yang Dijanjikan (as) menulis doa ini dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Khalifah Pertama (ra). Mengingat ketokohan beliau, kita harus mempertimbangkan perhatian besar yang harus kita berikan untuk membaca doa ini. Jika doa ini ditulis untuk Khalifah Pertama (ra), maka kita harus membacanya dengan lebih banyak lagi. Jika doa ini dibaca dengan ketulusan hati, maka ia akan menarik berkah dari Allah.
Yang Mulia (aba) berkata bahwa suatu ketika Al-Masih yang Dijanjikan (as) berdoa, ‘Wahai Tuhan semesta alam, aku tidak bisa berterima kasih kepada-Mu atas nikmat-Mu. Engkau sangat Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Engkau telah menganugerahkan kepadaku nikmat-nikmat yang besar. Ampunilah dosa-dosaku agar aku tidak binasa. Resapi hatiku dengan cinta yang murni kepada-Mu sehingga aku dapat dikaruniai kehidupan. Tutupilah kesalahan-kesalahan hamba dan mampukanlah hamba untuk melakukan hal-hal yang berkenan kepada-Mu. Aku memohon kemurahan hati-Mu dan berlindung dari murka-Mu. Kasihanilah, kasihanilah, kasihanilah. Selamatkanlah aku dari bencana dunia dan akhirat, karena segala rahmat dan karunia ada di tangan-Mu.
Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa doa lain yang ditulis oleh Al-Masih yang Dijanjikan (as) di awal bukunya, Pesan Perdamaian, adalah
‘Wahai Tuhan Yang Maha Kuasa, Penuntun Kekasihku! Tunjukkanlah kepada kami jalan yang menuntun orang-orang yang benar dan tulus kepada-Mu. Dan selamatkanlah kami dari menapaki jalan yang mengarah pada keinginan-keinginan duniawi, kedengkian, kedengkian dan pengejaran duniawi. (Pesan Perdamaian, hal. 5)
Yang Mulia (aba) mengutip Al-Masih yang Dijanjikan (as) yang mengatakan bahwa seseorang harus terus memanjatkan doa dan memiliki kerendahan hati. Doa yang dipanjatkan hanya sebagai basa-basi tidak akan berpengaruh. Sebaliknya, seseorang harus memanjatkan doa dengan kata-kata mereka sendiri dengan penuh kerendahan hati. Al-Masih yang Dijanjikan (as) kemudian berkata, ‘Wahai Tuhan semesta alam, aku tidak bisa berterima kasih kepada-Mu atas nikmat-Mu. Engkau sangat Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Engkau telah menganugerahkan kepadaku nikmat-nikmat yang besar. Ampunilah dosa-dosaku agar aku tidak binasa. Resapi hatiku dengan cinta yang murni kepada-Mu sehingga aku dapat dikaruniai kehidupan. Tutupilah kesalahan-kesalahan hamba dan mampukanlah hamba untuk melakukan hal-hal yang berkenan kepada-Mu. Aku memohon kemurahan-Mu dan berlindung dari murka-Mu. Kasihanilah aku. Selamatkanlah aku dari bencana dunia dan akhirat, karena setiap rahmat dan karunia ada di tangan-Mu.
Yang Mulia (aba) berkata bahwa jika kita ingin agar semua doa ini diterima, maka kita harus banyak bershalawat kepada Nabi (sa), karena dengan melakukan hal itu, maka doa-doa kita dapat mencapai tahap penerimaan.
Yang Mulia (aba) berdoa agar kita dimampukan untuk memanjatkan doa-doa ini dan juga memanjatkan doa dengan ketulusan yang sejati dan juga memanjatkan doa dengan kata-kata kita sendiri. Semoga kita dapat benar-benar membangun keadaan kesusahan dalam doa-doa kita yang menyebabkan doa-doa memancar dari lubuk hati yang paling dalam. Kita harus berdoa agar berkah Ramadhan menjadi abadi. Semoga kita terus menuai berkah dari salat Jumat ini dan semua salat Jumat berikutnya.
Doa-doa untuk Dunia
Yang Mulia (aba) mendesak mereka yang dipenjara karena keimanan mereka di mana pun mereka berada di dunia, agar Allah Ta’ala menyediakan sarana untuk pembebasan mereka. Semoga Allah menyelamatkan kita dan generasi masa depan kita dari dampak buruk perang. Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa bukan hanya perang yang tampak di ambang pintu, bahkan tampaknya perang dunia telah dimulai. Namun, para pemimpin dunia tidak khawatir karena mereka berpikir bahwa mereka akan tetap aman sementara rakyatnya akan mati. Namun, para pemimpin ini juga tidak aman. Ini adalah taktik antikristus di mana massa sedang ditipu. Orang-orang telah mulai meninggikan suara mereka, namun bagaimanapun juga taktik ini telah menyesatkan orang dari Tuhan. Hasil akhir dari hal ini adalah kemurkaan Tuhan. Oleh karena itu, para Ahmadi khususnya harus fokus memanjatkan doa-doa agar tetap aman dari semua tipu daya ini.
Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa perang dunia telah dimulai dan perang telah melewati perbatasan Palestina, di Suriah misalnya di mana kedutaan besar Iran diserang, yang merupakan pelanggaran besar di bawah hukum apa pun. Dunia diam hanya karena Israel adalah pelakunya, namun hal ini akan menyebabkan perang semakin meluas. Suara-suara mulai disuarakan ketika para pekerja bantuan terbunuh, namun orang-orang yang sama diam saja ketika orang-orang Palestina yang tak berdosa kehilangan nyawa mereka. Sekarang mereka telah menyadari seperti apa rasa sakitnya.
Yang Mulia (aba) mengatakan bahwa kita harus berdoa agar Allah melindungi umat manusia dan memampukan kita untuk melakukan keadilan dalam memanjatkan doa.