بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِِ

PPMA

Website Resmi Majelis Ansharullah
Jemaat Ahmadiyah Indonesia

TEGAKKAN PREDIKAT “NAHNU ASNHARULLAH” : HUZUR SAMPAIKAN PIDATO PENUTUP DALAM IJTIMA MAJELIS ANSHARULLAH UK 2024

Ditulis oleh :

Hazrat Khalifatul Masih V aba naik keatas podium untuk menyampaikan pidato penutupnya. Huzur aba memulai pidatonya sambil menyampaikan bahwa Majlis Ansarullah Belgia juga menyelenggarakan ijtima tahunannya secara bersamaan.

Tanggung jawab Ansarullah dalam masyarakat modern

Huzur aba menyoroti tantangan yang ditimbulkan oleh masyarakat modern, dimana liberalisme yang tidak pada tempatnya dan pengejaran terhadap dunia yang sia-sia semakin dipromosikan dengan kedok kebebasan dan kemajuan. Dalam konteks itu, tanggung jawab Majlis Ansarullah – yang terdiri dari anggota Jemaat yang matang dan berpengalaman – telah meningkat secara signifikan. Huzur aba mengingatkan hadirin bahwa anggota Ansarullah harus menjadi panutan, tidak hanya bagi Jemaat Muslim Ahmadiyah tetapi juga bagi masyarakat yang lebih luas. Huzur aba menekankan bahwa suasana di rumah mereka harus mencerminkan nilai-nilai Islami, menjadi contoh bagi istri, anak-anak, juga tetangga mereka.

Huzur aba menekankan bahwa Hadhrat Masih Mau’ud as memiliki harapan yang tinggi terhadap Jemaat, dan melalui janji setia mereka, para anggota telah berkomitmen untuk memenuhi harapan-harapan ini. Beliau mendorong mereka untuk merenungkan secara mendalam apakah komitmen ini terlihat dalam tindakan sehari-hari mereka dan memperingatkan bahwa tanpa ini, mereka akan gagal untuk melaksanakan tujuan sebenarnya dari janji baiat mereka.

Menciptakan rumah tangga yang harmonis dan memperlakukan wanita dengan baik

Huzur aba berbicara panjang lebar tentang pentingnya menciptakan rumah tangga yang dipenuhi dengan cinta, kasih sayang, dan kedamaian, menjelaskan bahwa kebaikan-kebaikan ini akan mengalir dari rumah ke masyarakat. Beliau aba. berbagi petunjuk dari Hadhrat Masih Mau’ud as tentang perlakuan yang penuh hormat dan baik terhadap wanita, mengingatkan para Anshar tentang sebuah kejadian di mana Hadhrat Masih Mau’ud as telah meninggikan suaranya sedikit kepada istrinya dan kemudian menghabiskan waktu yang lama dalam doa, memohon ampunan dan bersedekah. Hikmah yang bisa dipetik dari kisah ini adalah supaya para Anshar dapat menerapkan standar akhlak yang tinggi khususnya di rumah mereka.

Huzur aba mendesak agar perilaku mereka terhadap istri mereka harus menjadi teladan, karena ini akan berdampak besar tidak hanya di dalam rumah tetapi juga pada anak-anak dan keluarga yang lebih luas. Nasehat Hadhrat Masih Mau’ud as tentang keharmonisan rumah tangga sangat penting dalam menciptakan sebuah Jemaat yang kuat dan berakhlak mulia.

Peran ayah dan dampaknya pada anak-anak

Huzur aba menjelaskan bahwa para ayah memiliki tanggung jawab besar dalam membesarkan anak-anak mereka. Beliau menekankan bahwa perilaku dan tindak tanduk mereka, terutama terhadap istri dan kerabat, akan meninggalkan kesan abadi pada anak-anak mereka. Jika anak-anak menyaksikan konflik atau kekerasan di rumah, hal itu dapat menjauhkan mereka dari nilai-nilai keimanan, menuntun mereka untuk mencari kenyamanan di tempat lain, yang memungkinkan mereka  terpapar pengaruh-pengaruh negatif. Peran seorang ayah bukan hanya sebagai pendisiplin tetapi juga sebagai pembimbing ruhani yang menanamkan cinta kepada Allah, Jemaat, dan agama di hati anak-anaknya.

Beliau mengingatkan para Anshar, dengan mengutip petunjuk dari Hadhrat Masih Mau’ud as bahwa membesarkan anak-anak adalah tanggung jawab suci yang dibebankan kepada mereka, dan melalui tindakan juga doa mereka, anak-anak mereka akan tetap terhubung dengan agama dan Jemaat. Oleh karena itu, para ayah harus sabar, baik hati, dan pemaaf, serta memberikan lingkungan yang positif dan mendukung bagi anak-anak mereka.

Kesabaran, pengampunan, dan cinta kasih timbal balik

Dalam pidatonya, Huzur aba menekankan perlunya kesabaran dan pengampunan dalam Jemaat. Beliau mengutip nasehat Hadhrat Masih Mau’ud as. tentang pentingnya mengembangkan toleransi dan menjauhkan keluhan. Huzur aba menasehatkan bahwa menyimpan dendam atau memperlebar perselisihan kecil dapat menyebabkan perselisihan sosial yang lebih luas dan merusak persatuan Jemaat. Huzur aba menjelaskan bahwa pengampunan merupakan amal baik yang memperkuat ikatan dan membantu menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis, baik dalam keluarga maupun masyarakat luas.

Huzur aba mengingatkan para Ansar, Misi Hadhrat Masih Mau’ud as didasarkan pada dua prinsip utama: Keesaan Allah Ta’ala (Tauhid Ilahi) dan hidup dengan kebaikan juga simpati terhadap orang lain. Jika anggota Jemaat menerapkan nilai-nilai agung ini, mereka akan menjadi contoh bagi dunia yang lebih luas, yang menunjukkan ajaran Islam yang sebenarnya.

Bahaya Keterikatan dan Keserakahan Duniawi

Huzur aba membahas bahaya keterikatan yang berlebihan pada kekayaan materi dan pengejaran duniawi. Beliau mengutip nasehat Hadhrat Masih Mau’ud as tentang bagaimana keserakahan dan hasrat-hasrat duniawi dapat menciptakan neraka betiniah dalam kehidupan ini. Huzur aba memperingatkan bahwa pengejaran kekayaan sering kali membuat seseorang tidak puas, karena materialisme tidak akan pernah benar-benar mendatangkan kedamaian atau kepuasan batin. Sebaliknya, hal itu menciptakan dahaga yang tak terpuaskan untuk mendapatkannya lebih banyak lagi, yang pada akhirnya mengarah pada kehancuran ruhani.

Beliau mengingatkan para hadirin bahwa meskipun mengejar kesuksesan duniawi diperbolehkan, hal itu harus selalu tunduk pada tujuan-tujuan keimanan dan pengabdian kepada Allah Ta’ala. Kekayaan, keluarga, dan status sosial, semuanya merupakan cobaan yang harus dihadapi dengan penuh perhatian agar tidak menjadi penghalang hubungan antara manusia dengan Tuhan. Kedamaian sejati, jelas Huzur, hanya dapat dicapai dengan cara menjadikan Allah Ta’ala sebagai tujuan hidup kita dan memprioritaskan jalan-jalan keruhanian di atas jalan-jalan dunia.

Pentingnya Al-Quran

Huzur aba menekankan pentingnya berpegang teguh pada Al-Quran, dan menasihati anggota Majlis Ansarullah untuk menjadikannya sumber bimbingan secara terus-menerus. Huzur aba mengutip nasehat Hadhrat Masih Mau’ud as bahwa Al-Quran adalah sarana utama untuk meraih kesuksesan ruhani dan bahwa sumber-sumber agama lainnya, meskipun penting, tidak boleh mengalahkan Al-Quran.

Huzur aba menyampaikan bahwa di dalam Al-Quran terkandung semua pengetahuan dan bimbingan yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan yang bertakwa, dan hanya melalui pengamalan ajaran-ajarannya seseorang dapat mencapai kesuksesan yang sejati.

Huzur aba mendorong para anggota untuk mendedikasikan diri mereka untuk mempelajari Al-Quran dan memastikan bahwa anak-anak mereka juga menjalin hubungan yang kuat dengannya. Ansharullah, sebagai anggota Jemaat yang telah matang, memiliki tanggung jawab khusus untuk memimpin dengan memberi contoh dalam komitmen mereka terhadap Al-Quran, memastikan bahwa generasi mendatang menjunjung tinggi ajaran-ajaran Qurani.

Perlunya Perubahan Ruhani

Dalam pidatonnya, Huzur aba menekankan bahwa janji bai’at bukan hanya sekadar pernyataan lahiriah tetapi komitmen untuk menjalani perubahan ruhani yang hakiki.  Beliau memperingatkan bahwa tanpa perubahan ini, baiat tidak lebih dari sekadar kulit tanpa isi. Hakikat bai’at terletak pada kecintaan yang mendalam kepada Allah Ta’ala dan menunjukkan kebaikan juga rasa simpati kepada ciptaan-Nya. Tanpa kualitas-kualitas ini, seseorang tidak dapat benar-benar mengklaim telah mengikuti Hadhrat Masih Mau’ud as.

Huzur aba mendorong para Ansar untuk merenungkan apakah mereka telah mengalami perubahan ini dan apakah tindakan mereka mencerminkan hakikat bai’at mereka. Keberhasilan nyata dari kesetiaan mereka, beliau menjelaskan, akan terlihat dalam perilaku dan karakter mereka, dimana mereka berusaha untuk hidup dengan standar tinggi yang telah ditetapkan oleh Hadhrat Masih Mau’ud as.

Persatuan dan peran para Anshar sebagai Penolong Allah

Menutup pidatonya, Huzur aba menekankan pentingnya persatuan dalam Jemaat. Beliau mengingatkan para Anshar bahwa keberhasilan misi Jemaat bergantung pada upaya kolektif para anggotanya. Hanya melalui kerja sama tim yang baik, dan komitmen bersama terhadap tujuan, Jemaat dapat mencapai tujuannya.  Huzur aba mendesak para Anshar untuk menjunjung tinggi gelar mereka نَحْنُ أَنْصَارُ اللّٰهِ (Kami adalah para penolong Allah) dengan bekerja sama, dengan penuh dedikasi dan semangat pengkhidmatan.

Beliau mengakhiri pidatonya dengan berdoa untuk keberhasilan Jemaat, agar para Anshar mampu memenuhi janji setia mereka, dan agar terciptanya kedamaian dan keharmonisan di tengah masyarakat. Huzur aba kemudian memimpin doa untuk para hadirin yang membuat suasana menjadi hening.

sumber: alhakam.org

pent: Muhammad Nurdin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Artikel lain

Jalan Surga sang Pendosa

Assalamualaikum wr. wb.Segala puji dan syukur kehadirat AllahSwt., yang selalu menjaga keimanan dan ketakwaan kita beserta keluarga dalam Iman Islam yang indah juga penuh keberkatan.

Read More »
Opini
Ahmad Nursalam

MENGAPA PERLU ADA AHMADIYAH?

Oleh: Dodi Kurniawan/Ketua Cabang Wanasigra Apa sih urgensi keberadaan Ahmadiyah dalam dunia Islam? Bukankah Ahmadiyah malah hanya menambah banyaknya golongan dalam Islam saja? Mari kita

Read More »