
Luwu-Di tengah kesibukan Kota Belopa, sosok Ansarullah dari Majlis Cabang (MC) Luwu Utara, Musrim yang juga merupakan anggota Kepolisian Resor (Polres) Kabupaten Luwu, mencuri perhatian warga. Dengan seragam kepolisiannya, ia mengayuh sepeda, menyusuri jalanan, dan menyapa warga dengan senyum ramah. Pemandangan ini mengingatkan kita pada sosok Jenderal Hoegeng, mantan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) pertama yang dikenal dengan kesederhanaannya dan kecintaannya terhadap sepeda.
Musrim, dengan pengalaman 30 tahun di kepolisian hingga memiliki pangkat Inspektur Polisi Satu (IPTU), telah malang melintang di berbagai penugasan. Lama bertugas di Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan (Sulsel) kemudian pindah tugas ke Kabupaten Luwu. Rekan-rekan dan pimpinan mengenalnya sebagai pribadi yang baik sekaligus anggota Ansarullah di Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) yang aktif. Ia masuk polisi pada 90-an, tugas di Polda Sulsel sampai akhir 2015, kemudian pindah tugas ke Polres Luwu sampai sekarang.
Saat ini, Musrim menjabat sebagai Kepala Satuan Tahanan dan Barang Bukti (Kasat Tahti) di Polres Luwu. Ia pernah bertugas di Provos Pengamanan (Propam), Satuan Pengamanan dan Penjagaan (Sabhara), Reserse Kriminal (Reskrim), dan Lalu Lintas (Lantas). Sejak bertugas di Polda Sulsel, Musrim sudah di Propam sampai pindah. Begitu pun di Polres Luwu, bertugas di Propam, Sabhara, Reskrim, Lantas, dan sekarang Kasat Tahti.
Di Ansarullah, Musrim menjabat sebagai Zaim Majlis Cabang (MC) Luwu Utara. Ia melakukan baiat di Anuang pada 2004, ketika JAI –termasuk di Makassar– sedang gencar-gencarnya mendapatkan berbagai tekanan dan serangan dari kelompok intoleran. Pada waktu itu, Mubalig Daerah (Mubda) yang bertugas di sana adalah Maulana Saeful Uyun.
Kesederhanaan Musrim tercermin dari caranya berinteraksi dengan warga. Ia tidak segan untuk turun dari sepeda, menyapa, dan berbincang dengan warga dari berbagai kalangan. Sikap simpatiknya membuat warga merasa dekat dan nyaman.
Kegiatan bersepeda ini bukan sekadar hobi bagi Musrim. Lebih dari itu, ia memanfaatkannya sebagai sarana untuk menjaga Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas). Dengan bersepeda, Musrim bisa lebih dekat dengan masyarakat, memantau situasi keamanan, dan memberikan rasa aman kepada warga.

Aksinya tersebut mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Luwu, Kompol Misbahuddin yang turut serta dalam patroli pada Jumat (7/3/2025). Bahkan, Wakapolres taksegan untuk bersalaman dengan Musrim, menunjukkan rasa hormat dan dukungannya.
Di dalam menjalankan tugasnya, kesederhanaan dan kedekatan dengan masyarakat menjadi kunci utama bagi Musrim. Seperti halnya Jenderal Hoegeng, ia membuktikan bahwa seorang aparat penegak hukum bisa tetap dekat dengan rakyat dan menjalankan tugas dengan penuh integritas.
Kontributor: Taufiq AM
Editor: Firmansyah





