Dalam dunia bisnis, divisi sales atau pemasaran memegang peranan krusial dalam pertumbuhan perusahaan. Mereka adalah ujung tombak yang bertanggung jawab untuk meningkatkan penjualan dan pendapatan. Namun, tahukah anda bahwa strategi yang digunakan dalam sales juga memiliki kemiripan dengan tablig dalam Jemaat Ahmadiyah? Mari kita telusuri lebih dalam.
Sales Force dan Dai, Ujung Tombak dalam Mencapai Target
Sales force, atau tenaga penjual, memiliki tugas utama untuk memasarkan produk atau jasa. Dalam konteks tablig, dai dapat diibaratkan sebagai sales force yang memasarkan ajaran Islam sejati. Keduanya memiliki tujuan yang sama, mencapai target. Jika dalam sales ada “sales booster” untuk meningkatkan performa penjualan, dalam Jemaat Ahmadiyah ada dai khususi yang diandalkan untuk tablig.
Persamaan dalam Proses dan Strategi
Baik sales maupun dai menghadapi tantangan yang serupa. Mereka harus mampu mengatasi penolakan, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, gigih, tidak mudah menyerah, dan selalu mau belajar. Berikut adalah beberapa persamaan lainnya:
1. Tidak Takut Penolakan:
1) Sales dan dai sama-sama menghadapi penolakan. Keduanya harus memiliki mental yang kuat dan tidak mudah menyerah.
2) Mindset yang perlu ditanamkan adalah bahwa penolakan bukan berarti kegagalan, tetapi kesempatan untuk memperbaiki pendekatan.
2. Kemampuan Komunikasi:
1) Komunikasi yang efektif adalah kunci keberhasilan sales dan dai. Keduanya harus mampu menyampaikan pesan dengan jelas dan persuasif.
2) Dai perlu menguasai berbagai topik agar dapat berkomunikasi dengan target tablig dari berbagai latar belakang.
3. Gigih dan Tidak Mudah Menyerah:
1) Mencapai target membutuhkan perjuangan dan ketekunan. Sales dan dai harus memiliki semangat pantang menyerah.
2) Dai harus terlatih menghadapi berbagai halangan dan rintangan.
4. Selalu Mau Belajar:
1) Sales dan dai harus terus mengembangkan diri dan menambah wawasan.
2) Dai perlu mempelajari ajaran Islam, sejarah Jemaat Ahmadiyah, dan isu-isu terkini agar dapat menjawab pertanyaan dan sanggahan dengan baik.
Sumber Target dan Proses Penjualan
Dalam sales, sumber pelanggan dapat berasal dari berbagai cara, seperti walk-in customer, direct selling, dan referral. Hal ini juga berlaku dalam tablig, di mana mubayin baru dapat datang langsung ke masjid, melalui tablig langsung, atau melalui referensi dari orang lain.
Proses penjualan dalam sales juga memiliki kemiripan dengan proses tablig, yang meliputi:
1. Prospecting: Menentukan target tablig.
2. Approaching: Melakukan pendekatan kepada target.
3. Presenting: Menjelaskan ajaran Islam dan Jemaat Ahmadiyah.
4. Handling objection: Menangani keberatan dan pertanyaan.
5. Closing: Mengajak target untuk baiat.
Perbedaan Mendasar
Meskipun terdapat banyak persamaan, penting untuk diingat bahwa tablig dan sales memiliki perbedaan mendasar. Sales berorientasi pada keuntungan materi, sedangkan tablig berorientasi pada keuntungan rohani. Tablig juga melibatkan doa dan tawakal kepada AllahSwt., yang tidak ditemukan dalam sales.
Kesimpulan
Strategi yang digunakan dalam sales dapat menjadi inspirasi bagi dai dalam meningkatkan efektivitas tablig. Namun, perlu diingat bahwa tablig adalah pekerjaan rohani yang membutuhkan keikhlasan, kesabaran, dan doa. Dengan menggabungkan strategi yang efektif dan pendekatan rohani yang kuat, dai dapat mencapai target tablig dengan lebih baik.
Kontributor: Fadli Illahi
Editor: Firmansyah





