بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِِ

Menjadi Teladan yang Saleh bagi Generasi Mendatang Melalui Ketakwaan, Kejujuran, dan Doa: Huzur Berpidato di Ijtima Majlis Ansarullah UK 2025

Ditulis oleh :

Amirul Mukminin, Hazrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifatul Masih Vatba., berpidato pada sesi penutupan Ijtima Majlis Ansarullah UK 2025. (Foto: MTA)

Setelah mengucapkan salam, Amirul Mukminin, Hazrat Mirza Maroor Ahmad, Khalifatul Masih Vatba., memulai dengan membaca tasyahud, ta‘awwuz, dan Surat Al-Fatihah, lalu menyampaikan pidato.

Huzuratba. menyoroti fakta bahwa Kanada dan Burkina Faso juga sedang mengadakan Ijtima Nasional Majlis Ansarullah pada waktu yang bersamaan, sehingga ia memasukkan keduanya dalam pidato.

Ansar memiliki tanggung jawab besar karena generasi mendatang mencontoh mereka sebagai teladan. Dasar utama untuk memenuhi tanggung jawab ini adalah takwa.

Hazrat Masih Mauudas. memerintahkan pengikutnya untuk mengamalkan takwa, yang ia gambarkan sebagai tidak melakukan perbuatan yang sedikit pun diragukan sebagai perbuatan buruk.

Dengan menjaga standar ini, kita akan dapat memenuhi sumpah setia kita.

Baiat (sumpah setia) yang diambil oleh Hazrat Masih Mauudas. dari kita mencakup banyak aspek, salah satunya adalah syirik (menyekutukan Allah). Kita harus selalu waspada terhadap diri sendiri untuk memastikan bahwa kita tidak terlibat dalam bentuk syirik apa pun. Seperti yang dijelaskan oleh Hazrat Masih Mauudas., syirik tidak hanya meliputi penyembahan berhala fisik, melainkan mencakup segala bentuk prioritas yang diberikan kepada sesuatu selain Allah.

Keburukan lain yang diperingatkan oleh Hazrat Masih Mauudas. adalah berbohong. Sebagaimana diriwayatkan oleh Nabi Muhammadsaw., di antara empat sifat yang menyebabkan seseorang menjadi munafik adalah berbagai bentuk kebohongan, seperti tidak menepati janji, membuat janji palsu, dan menggunakan kata-kata kasar saat berdebat. Pada kenyataannya, semua itu adalah bentuk-bentuk kebohongan.

Keseriusan berbohong begitu besar hingga Al-Qur’an suci bahkan membandingkannya dengan menyembah berhala. Berbohong dapat menjadi kebiasaan, sehingga ketika seorang pembohong berkata jujur, ia akan diperiksa dengan ketat karena kebiasaannya berbohong.

Selain itu, zina (perzinaan) adalah keburukan lain yang harus dihindari. Zina tidak hanya mencakup tindakan seksual fisik, tetapi juga terpapar pada pikiran yang tidak pantas dan keji. Meskipun setelah usia tertentu, pria umumnya tidak lagi memikirkan hal-hal semacam itu, namun banyak pria berusia 40-60 tahun terjebak dalam godaan ini. Banyak wanita yang mengangkat masalah ini; bahwa suami mereka mengonsumsi konten yang tidak pantas. Hal ini harus dihindari dengan segala cara, demi membersihkan diri. Ini sangat penting, karena generasi berikutnya belajar dari contoh kita.

Nabi Suci ditanya tentang definisi fasik. Istilah ini mencakup orang-orang yang tidak bersyukur dan tidak sabar saat menghadapi cobaan.

Hazrat Masih Mauudas. telah menggambarkan pengikut idealnya: mereka yang menunaikan salat lima kali sehari pada waktunya, berkata jujur, dan menghindari pikiran-pikiran kotor di antara hal-hal lain.

Ini adalah hal-hal yang patut dipikirkan, yaitu apakah kita sedang mengadopsi kebajikan-kebajikan tersebut dan meninggalkan keburukan-keburukan.

Kita juga harus menanamkan sifat-sifat amanat dan diyanat, yang meliputi tidak melanggar kepercayaan orang lain atau secara tidak adil mengambil atau membawa barang-barang mereka ke dalam kepemilikan kita.

Hazrat Masih Mauudas. menyatakan bahwa terhadap mereka yang menjauhi kalian atau menyulitkan kalian karena telah menerima imam pada zamannya, kalian tidak boleh mengabaikan mereka, melainkan harus memberikan contoh yang baik tentang etika dan kebajikan yang benar.

Anggota Ansar —khususnya— harus ingat untuk tidak bertindak secara impulsif. Dengan —bersumpah setia— baiat, kita sebagai Ansar telah berjanji untuk menjadi orang-orang yang berbudi luhur, yang selain menunaikan salat lima waktu juga berusaha menunaikan Salat Tahajud.

Nabi Suci telah menyatakan bahwa mereka yang meninggalkan salat wajib menjadi kafir. Pada hari kiamat, salat wajib adalah amalan pertama yang akan ditanyakan kepada seseorang. Jika ia melaksanakannya, maka ia telah berhasil, sedangkan yang tidak melakukannya akan gagal.

Hazrat Masih Mauudas. telah menekankan bahwa tidak ada amal yang sampai kepada Allah yang Maha Kuasa tanpa takwa. Salat wajib kita seharusnya mencakup salat-salat lain, seperti yang ditetapkan oleh Nabi-nabi Suci, serta doa-doa pribadi yang dapat dilakukan dalam bahasa masing-masing.

Beberapa Ansar tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap salat wajib. Salat adalah anugerah yang begitu besar sehingga jika salat diwajibkan kepada umat Nabi Nuhas., mereka akan terhindar dari bencana yang menimpanya.

Tahajud sangat penting karena memberikan banyak manfaat, seperti melindungi seseorang dari penyakit spiritual maupun fisik. Bahkan ilmu pengetahuan modern membuktikan bahwa bangun pada dini hari memiliki manfaat kesehatan yang besar. Bangun pada waktu yang sangat pagi adalah hal yang sulit dan menyakitkan, yang merupakan unsur kunci dalam mampu melaksanakan ibadah ini sehingga diterima oleh Allah yang Maha Kuasa.

Mengirimkan salawat (doa dan pujian kepada Nabi Muhammadsaw.) juga sangat penting. Al-Qur’an suci menyebutkan bahwa Allah yang Maha Kuasa dan para malaikat mengirimkan salawat kepada Nabi Muhammadsaw., dan bahwa para mukmin juga harus melakukannya. Situasi dunia yang tidak stabil saat ini mengharuskan kita untuk meningkatkan kebiasaan mengirimkan salawat dan salam kepada Nabi Muhammadsaw.. Salawat sangat penting sehingga doa-doa kita tidak akan sampai kepada Allah tanpa hal tersebut.

Menurut Hazrat Masih Mauudas., sekadar membaca salawat saja tidak cukup, melainkan ketaatan terhadap perintah Nabi Muhammadsaw. harus menyertainya.

Istigfar —meminta ampunan kepada Allah— juga harus dilakukan bersamaan dengan salawat, karena hal ini akan menghilangkan kelemahan kita dan melindungi kita dari melakukan dosa serta hukuman yang mengikutinya. Oleh karena itu, meskipun seseorang telah melakukan dosa, istigfar akan membersihkan dirinya.

Hazrat Masih Mauudas. menyatakan bahwa ada orang-orang yang begitu terbiasa dengan dosa-dosa mereka, baik yang terang-terangan maupun tersembunyi, sengaja maupun tidak sengaja, sehingga mereka tidak lagi menganggapnya sebagai dosa. Namun, istigfar dapat membantu seseorang kembali menuju kebaikan. Ia juga menyatakan bahwa jika kamu menginginkan malaikat memuji kamu, maka kamu harus bersabar menghadapi cobaan dan tidak membalas hinaan dengan hinaan. Dengan membersihkan hati, mulut, mata, dan telinga, anda akan mencapai kedekatan dengan Allah.

Tanggung jawab lain adalah memenuhi hak-hak orang lain, termasuk melindungi mereka dari cobaan dan musibah. Oleh karena itu, kita harus berdoa untuk saudara-saudara kita yang tertindas, terutama Muslim yang menderita di seluruh dunia, agar mereka terbebas dari kesulitan mereka dan dapat mengenali imam zaman ini.

Hazrat Masih Mauudas. telah menekankan bahwa mereka yang membalas hinaan dengan hinaan bukanlah bagian dari jemaatnya. Mereka yang aktif dalam tablig (dakwah) terkadang terjebak dalam kategori ini, di mana mereka membalas bahasa kasar dan vulgar lawan dengan cara yang serupa. Ini adalah pendekatan yang salah, karena bertentangan dengan ajaran kita dan tidak disukai Allah.

Kita harus menggantikan kemarahan dan frustrasi dengan kerendahan hati dan ketakwaan. Hazrat Masih Mauudas. telah menyatakan bahwa kalian pasti akan menghadapi cobaan, tetapi kalian hanya akan merugikan diri sendiri melalui tindakan dan reaksi kalian sendiri. Di hadapan cobaan semacam itu, kalian harus tetap teguh. Kalian tidak boleh putus asa menghadapi kesulitan-kesulitan ini, baik yang muncul dalam kehidupan pribadi kalian maupun dalam kehidupan kerabat kalian di Pakistan.

Kata-kata saja tidak cukup, kita harus menunjukkan kesetiaan yang sejati kepada Allah. Hal ini akan membuka pintu berkah dan rahmat-Nya.

Kita harus berusaha untuk memperbaiki diri. Menghindari godaan duniawi dan memprioritaskan iman kita akan memastikan bahwa kita menjadi orang-orang yang tidak hanya membersihkan diri sendiri tetapi juga menyiapkan jalan untuk membersihkan generasi mendatang.

Huzur atba. menyebutkan bahwa ini hanyalah beberapa aspek yang harus kita fokuskan, dan jika kita melakukannya, kita akan menjadi Ansarullah (penolong Allah) yang sempurna. Kita harus berusaha mencapai standar tersebut dan berdoa agar kita mampu menepati janji kita untuk menjadi penerima keridaan Allah yang Maha Kuasa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Artikel lain