بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِِ

Mengenang Sang Pejuang Tabligh Sejati Bpk. M. Suripto Hadi Siswoyo, A.md

Innalillahi wainnailaihi rojiun Turut berduka cita atas kewafatan bapak Suripto, semoga beliau ditempat-kan di surga keridhaan-Nya. Aamiin.

Ditulis oleh :


Empat bulan lalu saat cuti, kami pun men-jenguknya. Kami sangat terkesan pada beliau ini. Be-liau lahir dari Krucil, Ban-jarnegara, kakak dari Mln. Nur-hadi, ayahanda dari Mln. Irwan Habibullah. Allah SWT sangat tahu be-liau adalah seorang yang mulia, baik dan pejuang pertablighan sejati. Banyak orang yang bai’at berkat pertablighan beliau. Sulit rasanya mencari padanannya, seorang yang begitu gila dalam bertabligh, layak untuk ditauladani. Semangatnya tak pernah luntur. Bisa dikatakan, setelah pensiun hingga sakit parahnya, sebagian besar waktunya beliau abdikan untuk bertabligh. Meskipun saat kesulitan keu-angan dan hadapi rintangan pun, beliau tetap berangkat bertabligh.
Sungguh sangat luar biasa per-juangan-nya. Dua tas, besar dan kecil berisi buku, brosur dan peraga tabligh selalu dibawanya.
Kebiasaan beliau jika berangkat tabligh adalah selalu membawa bekal dari rumah, berupa umbi talas, ubi dan pisang rebus dimasuk-kan kedalam tasnya.
Pernah ada seseorang yang tidak me-nyukainya langsung minta bai’at. Ketika ditanya me-ngapa mau bai’at. Jawab-nya, saat bapa Suripto membuka tas be-ratnya dengan niat keluarkan brosur un-tuknya, tiba-tiba perbekalannya itu ikut keluar dari tas. Lalu orang itu menilai almarhum pasti seorang yang tulus mengajak pada kebaikan, sehingga hal itu membuat luluh hatinya.
Beliau selalu berpakaian rapi dan menarik, bergaya tegap tapi ramah dan selalu senyum. Beliau dekat kepada siapa pun.

Pernah ada seorang miskin hidup dirumah reot, dikunjungi pak Suripto, dan langsung minta bai’at hanya karena dipeluk erat pa Suripto. Ia mengatakan, orang Ahmadiyah itu kok mau maunya menganggap saya yang seperti kucing kotor ini layaknya saudaranya. Tidak ada orang atau sekelas ulama pun yang mau memeluk orang seperti saya. Untuk itu saya bai’at, karena saya yakin jemaat Ahmadiyah ini adalah jemaat yang benar.
Saat di rumah misi, kebiasaan sebelum tahajud terlebih dahulu mandi pada jam 2 pagi sambil lantunkan syair jawa. Caranya yang unik dalam tabligh menggunakan metode pendekatan bu-daya Jawa. Materi tabligh selalu ditutup dengan tembang Jawa Macapat seperti tanda akhir jaman, kedatangan Imam Mahdi, dll. Tablighnya hingga larut malam, sering juga sampai jam 3 pagi. Kami sering rela nginap di rumah-rumah warga di banyak kampung yang jauh dari kota. Saking tak kenal lelah, pernah kita diusir warga, diancam akan dilukai, disidang oleh pamong desa dan kyai setempat. Tidak jarang kami ter-jatuh dari motor di jalan tanjakan, terjal, serta rusak. Pernah pada suatu hari kare-na motor tidak kuat nanjak, beliau lon-cat dan dorong dari bawah.

Banyak kenangan suka dan duka bersama beliau. Perjuangan beliau kini bisa terlihat dengan berdirinya ba-nyak cabang-cabang, antara lain seperti : Madukara, Jengkol, Kasmaran, Jawaran, Lengkong, Bendungan, Wonosari, Wo-noroto dan lain-lain.
O, ya cerita lucu yang saya ingat. Suatu saat, saking fokusnya mikirkan tabligh, pernah lupa jalan. Kami melanjutkan perjalanan agak jauh, setelah tabligh di daerah Wonosobo gunung, asik ngobrol dan sudah tempuh perjalanan sekitar 4 km, beliau bilang dalam Bahasa Jawa. “Sirae nyong kok isis lan adem ya. Ya, Allah lah helm gonne nyong ndhi”? Ternyata helm be-liau ketinggalan. Kami pun balik lagi ke tempat bertamu sebelumnya untuk me-nambil helm yang ketinggalan.
Kami menjadi saksi bahwa almarhum seorang yang rajin men-tablighkan Islam Ahmadiyah. Ketulusan dalam tabligh dan pengorbanan itu semoga keberkatannya mengalir kepada istri dan anak keturunannya. Saya ang-gap beliau se-perti bapak sendiri, dan sahabat dekat.
Semoga Allah Ta’ala menerima ruhnya dalam Keridhoan-Nya.
Selamat jalan Sang Pejuang Tabligh Sejati. Kami akan selalu mengenangmu
Nganjuk, 24 Mei 2021 pukul 03:30 WIB. [Sajid Ahmad Sutikno]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Artikel lain