Belanjakanlah harta kalian di jalan Allah
“… Untuk meraih nikmat Ilahi, seseorang harus melalui rasa takut. Takut terhadap apa? Takut kepada Allah? Takut terhadap musuh? Takut akan kemurtadan beberapa orang bodoh dengan iman yang lemah? Namun ini tidak cukup. Faktanya adalah bahwa ini merupakan suatu nubuwatan. Allah Ta’ala berfirman: ‘Aku akan menguji kalian dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.’ Kelaparan juga terjadi karena puasa, jadi ayat ini memerintahkan kita untuk rajin berpuasa atau membelanjakan begitu banyak (harta) melalui sedekah dan amalan sehingga kalian mencapai kondisi kelaparan. Belanjakanlah begitu banyak dari harta kalian sehingga harta itu menjadi berkurang, dan belanjakanlah hidup kalian pada jalan-Nya, dan demikian halnya hasil panen kalian (dibelanjakan pada jalan Allah Ta’ala Pen.).” [Khutbah Jum’ah, 5-6-1908]
Belanjakanlah harta sesuai kehendak Allah
“… Menjadi alam semesta mikro, manusia memerlukan seorang Raja untuk mengatur kerajaannya. Dia juga membutuhkan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap sifat adalah milik Allah. Di bawah perlindungan-Nya, seorang mukmin harus menemukan tempat berlindung dari keraguan dan godaan yang tersembunyi, yang menariknya ke belakang dan menjadi penghalang dalam kemajuannya. Islam saat ini berada dalam kondisi menyedihkan. Semacam kesombongan diri menimpa setiap Muslim. Dia tidak mengorbankan kekayaan dan waktunya sesuai ajaran Allah. Allah telah menjadikan manusia bebas namun juga menundukkannya pada sejumlah aturan, khususnya yang berkenaan dengan kekayaannya. Oleh karena itu, berhati-hatilah atas apa yang Anda lakukan dengan uang Anda. Saat ini ada banyak orang yang menganggap halal memberi dan menerima bunga. Hal ini keliru. Tertulis dalam sebuah Hadits bahwa siapapun yang menerima bunga, memberi bunga, dan bahkan orang yang mencatatnya atau bertindak sebagai saksi dalam transaksi semacam itu akan dilaknat oleh Allah Ta’ala. Dengan ini saya telah memenuhi tugas saya untuk menyampaikan pesan ini kepada Anda sekalian. Saya tidak peduli sedikitpun atas Anda. Yang aku inginkan adalah agar kalian menjadi milik Allah. Perbaiki dirimu sendiri. Semoga Allah memberikan kalian kemampuan. Amin.” [Khutbah Jum’ah, 25-6-1909]
