بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِِ

Jalan Surga sang Pendosa

Ditulis oleh :

Prakata dan Biografi

Assalamualaikum wr. wb.

Segala puji dan syukur kehadirat AllahSwt., yang selalu menjaga keimanan dan ketakwaan kita beserta keluarga dalam Iman Islam yang indah juga penuh keberkatan. Salawat dan salam kita tujukan kepada Baginda Nabi Suci Muhammadsaw. yang memberikan kita tempat dalam barisan Agama Islam yang rahmatan lil alamin.

Nama saya Muhamad Nasir, lahir di Jakarta pada 23 Januari 1973. Alhamdulillah saya terlahir dari keluarga yang taat dalam beragama Islam, sederhana, dan terhitung tidak mampu dalam ekonomi. Namun, saya bangga dan bersyukur menjadi anak dari Abah dan Ibu, karena mereka selalu mengajarkan salat dan mengaji Al-Qur’an. Harapan mereka, tentu seperti kebanyakan orang tua lainnya, adalah agar saya menjadi anak yang berbakti dan saleh.

Orang tua saya mempunyai keinginan sederhana pada anak-anaknya, tetapi mewajibkan menjalankan ibadah terutama salat, mengaji agar menjadi pribadi yang bertakwa dan saleh. Namun, mereka tidak mengajarkan secara detail mengenai beribadah dengan hati yang ikhlas dan bagaimana menuju pencapaian ketakwaan yang hakiki kepada AllahSwt.. Akan tetapi, saya amat bersyukur mempunyai orang tua seperti mereka.

Singkat waktu, saya menuju kesuksesan dalam hal duniawi. Jabatan yang lumayan dalam pekerjaan, walaupun cuma supervisor, bisnis lancar, dunia seperti dalam genggaman, hingga lupa dengan akhirat. Melupakan ibadah dan orang tua, karena mabuk dan terlena akan dunia. Sehingga, lambat laun terjerumus ke dalam kehidupan yang gelap dan penuh dosa. Pada akhirnya, hal tersebut telah mencoreng nama baik orang tua dan keluarga, hingga ujungnya saya dipenjara selama 1 tahun karena kasus narkoba.

Setelah bebas dari penjara, anak, istri, dan kerabat menjauh, hingga semua harta termasuk keluarga habis taktersisa dalam hidup saya. Bukannya insaf atau bertobat, saya malah menjadi bandar narkoba, dan akhirnya tertangkap lagi. Tetapi saya bisa bebas dengan membayar uang jaminan. Habislah semua yang saya punya. AllahSwt. telah mengambil kembali apa yang telah Dia beri karena kekufuran diri saya sendiri. Demikianlah biografi singkat kehidupan saya. Cerita tersebut bukan untuk dibanggakan atau gagah-gagahan —naudzubillah— tetapi untuk pelajaran hidup bagi kita semua. Semoga kita tetap menjadi manusia-manusia saleh yang penuh dengan rasa syukur dan selalu berada dalam lindungan AllahSwt.. Aamiin.

Kisah Menggugah Iman dalam Proses Baiat

Seperti yang telah saya ulas di dalam biografi, begitu banyak kekacauan dan kekeliruan yang sudah terjadi dalam kehidupan. Hal tersebut membuat saya banyak merenung seiring bertambahnya usia dan mengingat bahwa kini sudah takmuda lagi. Saya mulai menyesali apa yang terjadi dan semua kezaliman yang telah dilakukan dalam banyak renungan. Secara bertahap, saya mulai membenahi peribadahan, sambil meratap, menangis dalam setiap salat 5 waktu dan Tahajud. Namun, AllahSwt. seolah menjauh dan saya tetap berada dalam kenistaan batin juga rohani. Hingga pada 2019, saya mulai mencoba berpikir ada yang salah dari ibadah-ibadah atau doa-doa yang dipanjatkan selama ini. Setelah itu, saya mulai mencoba mencari dan mempelajari dengan sudut pandang yang berbeda tetapi tidak meninggalkan salat wajib dan ibadah lain, seperti yang biasa ditunaikan.

Saya mulai tertarik dengan kehidupan tetangga saya, yang menganut ajaran Islam Ahmadiyah. Tetangga tersebut sudah seperti saudara, tetapi saya tidak tertarik dengan ajaran Ahmadiyahnya yang sudah sejak lama terdengar begitu banyak hal negatifnya. Perekonomian sang tetangga terlihat begitu sulit, tetapi mereka tidak pernah menyakiti atau memakan harta atau hak orang lain. Mereka tetap ikhlas, sabar, istikamah dalam menghadapi ujian dari AllahSwt., selalu bercanda dan tertawa walaupun untuk sehari-hari, hidup mereka terlihat sangat sulit. Saya mengenal keluarga mereka dengan baik dan yang membuat saya menjadi penasaran adalah: “Apa sih yang diajarkan dalam Ahmadiyah ini?”

Saya mulai mencari tahu lewat buku-buku, YouTube, dan bertanya langsung pada sumbernya, tetapi saya masih merahasiakan dengan tidak memberi tahu jika tengah mempelajari ajaran Ahmadiyah.

Akhirnya, pada 2022, saya bermimpi, melihat —kasyaf dari AllahSwt.— almarhum Bapak datang dengan senyum tetapi ia berkata, “Tinggalin Sir, tinggalin saudara loe, udah nggak ada yang bener.”

Saya mimpi bertemu Bapak 2 kali dan setiap kali bermimpi, ia berbicara hal sama seperti itu. Memang telah terjadi konflik antara saya dengan kakak-kakak kandung mengenai hak waris. Saya hanya meminta kejelasan dan keadilan mengenai hak waris sebagai adik kandung mereka. Lalu yang didapat hanyalah permusuhan mereka kepada saya dan keluarga. Makanya, saya masih bingung dan belum memahami mengenai arti mimpi tersebut.

“Apa saya harus keluar dari rumah dan mengontrak, padahal masih menganggur. Uang juga nggak punya, anak saya kembar perempuan masih bayi, buat kebutuhan sehari-hari saja nggak cukup, kasihan sama istri, ya udahlah pasrah nggak ada jawaban di otak saya.”

Tapi saya tetap istikamah dengan berdoa memohon kepada AllahSwt. agar dimudahkan di dalam segala urusan.

Satu bulan kemudian AllahSwt. sepertinya menjawab doa saya, alhamdulillah saya mendapat pekerjaan menjadi supir di sebuah perusahaan yang berada di Jakarta dengan gaji minim, di bawah Upah Minimun Regional (UMR) Jakarta, tapi kami tetap bersyukur.

Pada Juli 2024, AllahSwt. memberi mimpi —kasyaf— lagi dengan memperlihatkan berkumpulnya orang-orang Ahmadiyah yang sudah almarhum —karena saya mengenal sebagian orang Ahmadiyah ini— di kamar berukuran 2,5 x 2,5 meter, di mana anak dan istri sedang tidur, tetapi orang-orang Ahmadiyah yang jumlahnya —mungkin— ratusan itu, terlihat begitu santai sembari ngobrol-ngobrol di dalam kamar. Mereka semua terlihat sehat.

“Demi Allah saya kaget, kagum, heran luar biasa, mimpi itu membekas di ingatan saya sampai hari ini.”

Beberapa hari kemudian saya bertanya kepada tetangga yang Ahmadiyah dan mereka hanya mengatakan bila hal itu bagus namun sambil berlinang air mata. Lalu, anak seorang teman juga menyatakan bahwa seperti mendapatkan sebuah hidayah.

Akhirnya, saya banyak bertanya kepada paman teman saya, Ki Hardi yang biasa saya panggil Mang Hardi. Ia seorang seniman dan mubalig menurut saya. Banyak hal Mang Hardi terangkan tentang Ahmadiyah semuanya bersumber dari Al-Qur’an dan hadis serta buku-buku tentang ajaran Ahmadiyah.

“Semua tentang Ahmadiyah ada di Al-Qur’an dan hadis. Saya menjadi lapar akan ilmu ajaran Ahmadiyah dan meyakini kemuliaan Islam dan Imam Zaman Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as. sebagai Imam Mahdi, sampai saya bilang ke sahabat saya bahwa saya ingin baiat.”

Pada saat baiat internasional yang dipimpin oleh Amirul Mukminin, Hazrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifatul Masih Vatba. di London, saya mengikrarkan 2 kalimat syahadat, berbaiat di Masjid Al-Hidayah Petojo Jakarta Pusat dengan linangan air mata. Alhamdulillah saya sudah menemukan wajah AllahSwt. lagi dan diberi restu senyuman dari Huzur lewat mimpi. Dengan demikian, tetangga saya, Rohani dan anaknya, Dendi Kurniawan, sekarang telah menjadi saudara rohani. Aamiin, ya rabbal alamin.

Perubahan Rohani yang Dialami Mubayin Baru (MB) setelah Baiat

Alhamdulillah wa syukurillah, banyak sekali perubahan-perubahan dalam hal kerohanian sejak berbaiat dan menjadi bagian Jemaat Islam Ahmadiyah, seperti kekhusyukan dalam salat dan ibadah-ibadah lainnya, penurunan kadar emosi dalam diri, lebih sayang terhadap keluarga, lebih takut berbuat dosa, berusaha menyikapi dengan tenang orang-orang yang fobia –karena ketidaktahuan mereka– terhadap Islam Ahmadiyah. Takkalah penting, saya sudah tidak percaya lagi dengan cerita-cerita tahayul, membenci syirik dikarenakan perbuatan itu bukan cuma menduakan AllahSwt. dari berhala-berhala atau benda-benda lain, tetapi ternyata banyak sekali hal-hal yang mengandung syirik. Sekarang ini, saya pun menjadi lebih banyak bersyukur dan selalu ingin berbagi dengan sesama makhluk ciptaan AllahSwt..

“Semoga AllahSwt. tetap menjaga keimanan rohani kita semua, aamiin.”

Pengalaman MB Meraih Keberkatan dan Pertolongan Illahi melalui Pengorbanan Harta

Alhamdulillah, Nabi Suci Muhammadsaw. mengajarkan kita untuk berzakat dan sedekah walaupun sedang dalam senang ataupun mengalami kesulitan ekonomi. Pengalaman setelah membayar candah secara dawam, AllahSwt. selalu memberi pertolongan baik moril maupun materil. Istri yang bulan lalu mendapat vonis tumor lambung oleh dokter, dengan uang pas-pasan tetapi alhamdulillah berkat dari selalu berdoa dan bersedekah di luar candah secara rutin tiap bulan, ternyata AllahSwt. mengganti semua pengorbanan tersebut yang dilakukan setiap bulan untuk candah dan sedekah lain walaupun nilainya kecil. AllahSwt. mengganti lebih dengan mendatangkan malaikat-malaikat berbentuk manusia dalam Jemaat Ahmadiyah, terutama Ketua Jemaat Jakarta Pusat dan pengurus lainnya. Alhamdulillah dengan tangan terbuka mereka membantu kami sekeluarga, memberikan doa kepada kami. AllahSwt. telah menampakkan wajah-Nya lewat wajah-wajah Jemaat Ahmadiyah, subhanallah.

“Percayalah pengorbanan harta di jalan AllahSwt. tidak akan membuat rugi, malah kelimpahan rahmat Allah akan menyelimuti kita semua, aamiin.”

Berkat doa dan pengorbanan pula, alhamdulillah istri yang bernama Siska Gestiawanti beserta anak kembar, Deeva dan Diva sudah berbaiat. Semoga mereka pun bisa menjadi MB yang bertakwa dan penuh pengkhidmatan.

Kontributor: Muhamad Nasir

Editor: Firmansyah

One Response

Leave a Reply to Aat.jogja Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Artikel lain